sulfurousacid.com – Ketua Komisi III DPRD Anambas, Syaiful Anwar, tersandung kasus pelecehan verbal terhadap seorang dokter bedah di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tarempa. Insiden ini memicu reaksi keras dari berbagai pihak, termasuk rekan sejawat dokter tersebut dan masyarakat setempat.
Insiden pelecehan verbal terjadi saat Syaiful Anwar melakukan kunjungan kerja ke RSUD Tarempa. Dalam kunjungan tersebut, Syaiful diduga melontarkan kata-kata kasar dan merendahkan kepada dokter bedah yang sedang bertugas. “Saya merasa sangat dihina dan tidak dihargai sebagai profesional. Kata-kata yang digunakan sangat tidak pantas dan membuat saya merasa tidak nyaman,” ujar dokter bedah tersebut, yang meminta namanya tidak disebutkan.
Dokter tersebut mengungkapkan bahwa pelecehan verbal ini terjadi di depan beberapa staf rumah sakit dan pasien, yang semakin memperburuk situasi. “Saya merasa sangat tertekan dan emosi saya terpancing. Saya tidak pernah menyangka akan diperlakukan seperti ini, terutama di tempat kerja saya sendiri,” tambahnya.
Reaksi keras dari rekan sejawat dokter tersebut dan masyarakat setempat pun tidak terhindarkan. Beberapa dokter dan perawat di RSUD Tarempa menyatakan solidaritas mereka dengan korban pelecehan verbal. “Kami sangat mendukung rekan kami dan menuntut agar pelaku diproses sesuai dengan hukum yang berlaku. Tidak seharusnya ada yang diperlakukan seperti ini, apalagi di tempat kerja,” ujar salah satu dokter di RSUD Tarempa.
Masyarakat setempat juga menyatakan keprihatinan mereka atas insiden ini. “Kami sangat kecewa dengan perilaku Ketua Komisi III DPRD Anambas. Seharusnya beliau menjadi contoh yang baik, bukan malah memancing emosi dan merendahkan orang lain,” ujar salah satu warga Anambas.
Syaiful Anwar sendiri belum memberikan pernyataan resmi terkait insiden ini. Namun, pihak DPRD slot mahjong Anambas menyatakan akan segera menyelidiki kasus ini dan mengambil tindakan yang diperlukan. “Kami akan melakukan investigasi internal dan memastikan bahwa semua pihak mendapatkan keadilan. Kami tidak akan mentolerir perilaku yang tidak pantas dari anggota kami,” ujar Ketua DPRD Anambas, H. Abdul Hamid.
Insiden ini juga menarik perhatian dari berbagai organisasi profesi dan lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang bergerak di bidang kesehatan dan hak asasi manusia. Mereka mendesak agar kasus ini diproses secara hukum dan pelaku diberikan sanksi yang setimpal. “Pelecehan verbal adalah bentuk kekerasan yang tidak boleh diabaikan. Kami akan terus memantau perkembangan kasus ini dan memastikan bahwa korban mendapatkan keadilan,” ujar salah satu perwakilan LSM.